IMPIAN menjadi KENYATAAN melalui bisnis asuransi
Benar, ini bukan cuma mimpi untuk bisa mempunyai rumah mewah seharga miliaran rupiah, atau menyekolahkan anak ke luar negeri. Itu semua bisa terwujud hanya dengan menjadi seorang agen asuransi, sebuah posisi yang masih dipandang sebelah mata hingga kini.
Di samping niat baik
untuk menolong orang yang kesusahan, berbagai bonus dan komisi yang
menjanjikan dari menjadi seorang agen asuransi itu sempat melambungkan
impian Mamiek, sebut saja demikian namanya.
Dibandingkan
penghasilannya ketika masih menjadi salah satu staf di sebuah perusahaan
media cetak yang baru di Jakarta, tentunya mimpi menjadi ‘jutawan’
mendadak ini sangatlah menggiurkan.
Meskipun tidak mempunyai
gaji, dia tergiur oleh jam kerja yang fleksibel dan pastinya pendapatan
yang tak terbatas! Mungkinkah demikian? Menurut Mamiek yang menjadi
Unit Manager asuransi Prudential sejak dua tahun lalu, pendapatan komisi
bisa mencapai 30% dari total premi yang dibayarkan nasabah selama dua
tahun, lalu selama tiga tahun akan mendapat komisi 5%.
Ini masih belum ditambah
bonus tahunan sebesar 12%! Wow! Sebagai seorang Unit Manager, dia pun
masih bisa menerima komisi tapi sifatnya off-raging.
Jadi tidak heran jika
ada seorang agen yang bisa mencapai penghasilan Rp100 juta per bulan dan
itu bisa dicapai dalam lima tahun. “Pendapatan ini pun masih bisa terus
naik. Bahkan ada agen yang bisa mencatat rekor pendapatan Rp2 miliar
per bulan,” tutur Mamiek.
Tentunya bagi Mamiek,
masalah pendapatan yang tak terbatas ini merupakan salah satu faktor
penyemangat di samping dia juga merasakan bonus yang sifatnya
non-materi, seperti penghargaan yang tiada henti bagi prestasi yang
dicapai baik dari perusahaan di Indonesia maupun dari pusatnya di luar
negeri.
Berbeda tiap produk Hal
serupa juga bakal dialami seorang agen asuransi Manulife. Komisi dan
bonus bertaburan sehingga membangkitkan semangat sang agen untuk meraih
pendapatan yang lebih dan lebih lagi. Meskipun di perusahaan asuransi
ini, komisi yang diterima berbeda-beda untuk tiap produknya. Secara
rata-rata, untuk agen yang produktif alias rajin menjual produk
asuransinya, bisa mendapat komisi Rp2 juta sedangkan untuk agen top bisa
mendapat komisi di atas Rp20 juta.
Di Manulife, kompensasi
penjualan yang bakal diterima sang agen berupa komisi dan bonus uang
bila sang agen mampu menembus target rata-rata yang ditetapkan
perusahaan. Selain itu ia juga bisa menikmati komisi dari hasil
penjualannya pada tahun-tahun berikutnya.
Bonus lain yang bakal
diterima bagi agen Manulife juga termasuk perlindungan kesehatan setelah
bergabung selama dua bulan. Masa tua pun terjamin dengan nilai pensiun
ratusan juta rupiah karena selama bekerja perusahaan ikut mensubsidi 5%
di samping iuran dari karyawan itu sendiri sebesar 5%.
“Kalau ditanya pekerjaan apa yang pendapatannya tetap bertahan di saat krisis, ya asuransi,” ujar seorang agen.
Masalahnya, pekerjaan
yang satu ini kadung diberi persepsi negatif sehingga ‘wibawa’nya kian
luntur. Padahal, dari sisi besaran komisi sangat menjanjikan dan apa
yang didapat beserta fasilitas yang diberikan bisa melebihi penghasilan
seorang manajer.
“Penghasilan setingkat
manajer bisa, tergantung usaha dan kerja kerasnya, komisi itu kan naik
terus,” kata Venny Veronika, agen yang kini menjadi Senior Agency Manger
PT Prudential Life Assurance.
Komisi agen asuransi
sebenarnya bergantung pada berapa keras usaha mereka untuk merangkul
banyak klien dalam mengambil premi asuransi. Pola payment seperti ini,
komisi plus bonus-bonus lainnya, berbeda sekali dengan patokan gaji
pokok yang biasa diterima pegawai kantoran.
Oleh sebab itu, seorang
agen harus dibekali amunisi berisi kesabaran, semangat kerja keras,
loyalitas, jujur, dan pantang menyerah agar mampu memberikan
pemahaman-bukan hanya informasi-yang baik kepada klien mengenai
asuransi.
Bila berhasil, komisi
dan sederet ‘penghargaan’ lainnya sudah menanti untuk dinikmati. Kalau
bonus uang mungkin sudah tidak asing seorang agen bisa jalan-jalan ke
luar negeri, atau keliling dunia.
Bonus lainnya bisa saja
dapat tiket spa atau sekedar tiket menonton Java Jazz Festival seperti
yang dialami Luilie Retno Sawitri dari PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri.
Itu soal bonus, bagaimana dengan isi dompetnya? Akan tetapi sepertinya
sulit mengintip isi dompet agen asuransi karena asuransi memiliki
beberapa produk yang berbedabeda komisi dan bonusnya.
Lena S Lukman, agen
asuransi yang sedari 1990 bergabung dengan PT Asuranji Jiwa Manulife
Indonesia menuturkan penghasilan agen memang tergantung produk apa, mau
unit-link, atau produk lainnya.
Ini juga yang menyebabkan persentase komisi unit-link setiap satu premi yang tembus berbedabeda karena ada yang 10%-20%.
“Tidak bisa
digeneralisasi sih, masalahnya tergantung produk,” tandas Lena yang kini
didapuk menjadi Agency Director Centre Territory-nya Manulife.
Bila ‘dipaksa’ mengaku,
Lena mengatakan pendapatan agen bisa mencapai tertinggi Rp100 juta satu
bulan bukan per bulan. Dahsyat memang, duit segitu bukan angka tetap
tetapi bisa berubah karena angka terendah Rp2 juta.
Bahkan, mantan karyawan
PT AIG Life ini mengenang ada agen asuransi Manulife yang mampu
mencatatkan komisi plus ecek-ecek hingga Rp400 juta dalam 8 bulan
berkerja dan dia pun terhitung masih belia.
Ada juga yang bilang
komisi dan embel-embel lainnya yang diterima agen asuransi setiap bulan
umumnya antara Rp5 juta-Rp6 juta. Itu baru pemula dan jumlah tersebut
masih bisa bertambah karena itu hanya tahun pertama, bisa dibayangkan
jika agen tersebut sudah senior berapa isi dompetnya apalagi isi
‘celengannya’.
Venny menambahkan
penghasilan agen asuransi atau marketer insurance ternyata besarannya
tidak lebih jelek dari seorang karyawan tingkat manager. Penghasilan
yang diperoleh pada tahun pertama itu setara dengan penghasilan karyawan
tingkat staf yang sudah bekerja selama 5 tahun-6 tahun.
“Orang tidak mengerti
betapa bisnis asuransi banyak membantu khalayak, mereka masih
mengkonotasikan agen asuransi itu tidak baik,” sesalnya.
Tingkat agen asuransi
pada umumnya dimulai dengan menjadi agen pemula atau Finansial Advisor,
kemudian beranjak menjadi Associate Unit Manager, lalu Unit Manager,
setelah itu menjadi Senior Unit Manager dan Agency Manager, hingga
akhirnya didapuk menjadi Senior Agency Manager. Naik pangkat itu pun
selaras dengan meningkatnya komisi yang diterima.
“Kalau naik jabatan
misalnya dari agen pemula menjadi Unit Manager tentu aja dapat tambahan
dan sudah otomatis, cuma besarannya relatif dan tergantung perusahaan,
tidak ada yang baku di asuransi,” terang Venny.
Biasanya pergantian
tersebut terjadi setahun sekali. Seseorang bisa dipanggil leader setelah
yang bersangkutan sampai pada Unit Manager. Peningkatan itu artinya
seorang agen mampu mengembangkan dirinya sekaligus membantu melebarkan
sayap perusahaan. Perusahaan kian terbang tinggi, komisi pun terus
melesat.
Jadi, berani mencoba???
Sumber: prudentialjakarta.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar